Permainan Persepsi Seorang Pebisnis Dari Market ke Ladang Omset

Rate this post

Permainan Persepsi dari Seorang Pebisnis untuk mengeksploitasi kepercayaan market dan mengubahnya jadi ladang omset berikut ini Inspirasi singkatnya. Disadari atau tidak, marketing adalah permainan persepsi. Jika kita pandai membangun persepsi yang baik di benak market, maka kita akan dengan mudah menguasai market.

Hal itu pula yang menyebabkan kopi di Startbuck lebih mahal dibandingkan kopi di warung kopi, burger di McDonald’s lebih terasa nikmat dibandingkan burger di samping jalan, mobil bermerk Toyota lebih dilirik pasar ketimbang merk lainnya.

Ya, ini terjadi karena mereka mampu mengeksploitasi kepercayaan market dan mengubahnya jadi ladang omset. Ini adalah salah satu baguan dari teknik Brain Hacking yang tidak disadari oleh banyak orang.

Permainan Persepsi Seorang Pebisnis

Seorang ahli periklanan dan konsultan positioning, Al Ries, pernah berkata:

“Perception is more important than reality, and sometimes the perception is reality”

Sebegitu pentingnya membangun persepsi di benak market…

Lantas, bagaimana kita melakukannya? Apa pelajaran yang bisa diambil jika kita berjualan online? Kepercayaan apa saja yang bisa kita eksploitasi di benak market?

Ini dia jawabannya…

Pertama, MAHAL = BAGUS

Produk-produk yang bernilai mahal menunjukkan kualitas produk yang memang benar-benar bagus. Itulah persepsi market pada umumnya yang terbentuk. Berlaku sebaliknya, kalau kita ingin produk-produk yang bagus, maka siap-siaplah mesti keluar uang lebih banyak.

Inilah salah satu persepsi yang bisa kita ekploitasi di benak market. Ini pula yang Saya praktekkan saat menjual buku-buku Saya yang harganya ‘gak wajar’ dan di atas harga normal. Tapi walaupun harganya selangit, tapi penjualannya tidak pernah sepi. Alhamdulillah, izin Allah, selalu laris dan diterima pasar dengan baik. Kenapa?

Karena orang akan penasaran, “ini kok buku mahal banget? Kayanya bagus…”

Tinggal selanjutnya, tugas kita memastikan persepsi market tersebut tidak berubah ketika menerima value kita. Caranya? Hadirkan produk yang layak jual dengan harga tinggi. Lebihi ekspetasi mereka… Jangan buat mereka kecewa.

Darimana persepsi mahal terbentuk?

Persepsi mahal bisa dibentuk dari tampilan atau kemasan yang bagus, desain-desain yang ekslusif, dampak yang benar-benar terasa, kualitas yang terjaga, dan eklslusivitas penjualan.

Mana yang akan Anda mainkan?
Silakan pikirkan…

Kedua, RAMAI = LARIS

Produk-produk yang ramai menunjukkan produk tersebut laris di pasaran.

Misalkan Anda berkunjung ke sebuah mall dan berniat membeli handphone. Toko A ramainya minta ampun. Toko B sepinya kaya kuburan. Kemana Anda akan membeli handphone? Toko A atau B?

Kemungkinan besar, Anda akan memilih toko A. Kenapa? Karena tokonya ramai. Ramai artinya bagus.

Yang ramai, itulah yang akan dijujungi oleh market kebanyakan? secara tidak sadar.

Contoh lain, ketika teman Facebook Anda posting status tentang tumpukan dan packingan yang banyak, hal tersebut memicu kita beranggapan bahwa produknya laris di pasaran. Benar? Pertanyaannya, apakah benar-benar laris? Jangan-jangan, itu stok yang belum kejual. Hehe…

Darimana persepsi ramai terbentuk?

Persepsi ramai bisa terbentuk dari jumlah pengguna, angka share yang tinggi, foto-foto keramaian di toko, screenshoot chit-chat pelanggan yang diposting harian, foto packingan harian, foto tumpukkan resi pengiriman, tulisan “Sold Out”, tulisan “Laris”, dsb.

Mana yang akan Anda mainkan?
Silakan pikirkan…

Ketiga, DIREKOMENDASIKAN = DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN

Produk-produk yang direkomendasikan oleh pihak yang memiliki authority cenderung mudah mendapatkan kepercayaan market karena bisa dipertanggung jawabkan.

Itulah kenapa konsep endorse di Instagram works. Kenapa? Karena direkomendasikan oleh artis / endorser yang sudah memiliki basis followers yang besar.

Itu pula yang menyebabkan kalau kita lagi makan di restoran yang menunya ada tulisan “rekomendasi chef”, akan lebih dilirik ketimbang menu yang biasa-biasa saja. Betul?

Karena yang direkomendasikan dapat dipertanggungjawabkan…

Darimana persepsi ini terbentuk?

Anda bisa meminta testimoni konsumen, endorsement dari artis/selebritis, dukungan dari orang-ora

ng yang punya authority, mengumpulkan banyak penghargaan, mendapatkan review & ratting yang tinggi, liputan media, mengikuti sertifikasi, dan cerita / kisah sukses dari penggguna.

Mana yang akan Anda mainkan?
Silakan pikirkan…

Inilah tiga kepercayaan market yang bisa Anda eksploitasi untuk meningkatkan omset penjualan produk Anda.

Dapat manfaat?
Semoga bermanfaat…

By : Dewa Eka Prayoga

Bagikan artikel ini

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *